Apakah kamu pernah merasakan banyak kenangan yang pernah kamu rasa semasa kamu pernah menjalani hidup ini? Mungkin bahagia, bangga, senang, datar, sedih, atau bahkan putus asa?

Yang kurasakan sekarang, adalah saat-saat aku sedang merasakan, bosan, yang sangat membuatku putus asa.

Sebelumnya, keseharian ku selalu sama

Bangun pukul 04.30, belajar sampai pukul 05.00, mandi, dan karena rumahku agak jauh dari sekolah, aku berangkat pukul 05.30 menggunakan motor butut kesayanganku ke sekolah. Dan selalu saja aku berangkat dengan ekspresi yang sama. Datar. *tadaaa POKER FACE :v *

Sesampainya di sekolah, aku selalu melakukan hal yang sama : cari tempat yang paling sepi (biasanya pojok belakang), lalu mulai tidur lagi :v melakukan kewajibanku sebagai anak sekolah, lalu pulang. Hal yang biasa aku lakukan adalah ketika sebelum bel pulang ketika guru tidak datang, aku pasti pulang duluan :D ~~

Setelah pulang, aku pasti lalu berganti baju dan mager (baca: main game sampe aus) :D

Sampai akhirnya, di umurku yang ke-17 ini, aku merasakan satu sensasi yang berbeda. Yaitu ... bosan, kali ini bosan yang aku rasakan tidak bisa diobati lewat bermain game. Entahlah, aku merasa sangat putus asa. 

Sampai akhirnya, kali ini aku merenungkan 17 tahun waktuku yang hilang.

Aku baru saja merasakan suatu sensasi yang baru saja kurasakan. Aku merasa putus asa karena kehilangan 17 tahun hidupku dengan kesia-sia an. Karena aku takut makin berlarut dalam perasaanku, aku memutuskan untuk keluar dan berjalan-jalan yang dulunya tak pernah kulakukan.

Kuambil kaos favoritku, kupakai celana jeans ku, kuambil tas selempang favoritku, dan aku keluar dengan harapan kembali ke rumah dan menjadi pribadi yang baru.

Kulewati semua tempat kenanganku, sekolahku terdahulu, tempatku belajar menjadi manusia utuh, kulanjutkan ke semua tempat yang berisi kenangan bahagiaku dulu, dan yang terakhir, tempatku merasakan sesuatu yang selama ini kujauhi karena selalu mengingatkanku akan kenangan buruk.

Tapi, sebelum aku menyeberang ke tempat kedua, aku melihat sekelebat bayangan hitam di belakangku, aku tak tau apapun tentang dia, karena panik, aku menyeberang jalan dengan tidak hati-hati, lalu aku merasakan sensasi sakit luar biasa. Sedikit sadar, banyak orang mendatangiku dan berkata bahwa aku telah mengalami kecelakaan.

Lalu akupun pingsan.

Akhirnya aku merasa terbangun, kusadari orang-orang yang tadi menolongku sudah tidak ada. Aku pun merasa aneh. Di depanku, ada seseorang yang mirip dengan teman jauhku, namanya Astri yang sudah setahun aku tidak bertemu. Aku takut, dia seperti sedang menungguku. Berulang kali ia mengetuk jam tangan hitamnya dan mengetuk kakinya berulang kali tanda ia tak sabar. Aku pun bertanya padanya, mengapa kamu di sini dan kenapa kamu berbeda.

Anehnya ia tidak menjawabku, ia langsung memegang tanganku dan tanpa banyak kata ia menarikku menuju ke suatu tempat gelap nan menyeramkan yang belum pernah aku lihat. Aku melihat banyak orang yang sebenarnya kukenal, namun terlihat berbeda. Semuanya terlihat sedikit remang, yang bisa kutangkap ialah temanku, yang juga sahabatku dahulu yang bernama Anggi, aku melihatnya menangis tersedu2, aku ingin mendekatinya, namun Astri tetap menarikku dengan kencang tanda tak mau melepasku. Lambat laun, makinlah jauh aku dengan Anggi.

Masih dalam kegelapan, aku melihat adik sepupuku bernama Merdu  yang tinggal di kota lain. Ia tampak sangat marah, ia menutup telingannya dan berteriak bahwa ia tidak bersalah, aku sangat takut melihatnya, aku ingin menutup mataku, namun cengkraman Asrti terasa makin kuat.
Akhirnya, aku berjalan melewati banyak orang yang kukenal, kulihat mereka sangat menderita, dan aku melihat mereka sangat sedih tiada tara. Banyak di antara mereka yang berteriak bahwa mereka menyesal karena menyia-nyiakan hidup mereka. Aku pun sadar, aku telah menyia-nyiakan hidupku juga. Mungkin ini saatnya aku menjalani hukumanku karena aku telah begitu.

Sampai akhirnya Astri melepaskan tangannya dariku, dan dia tiba-tiba pergi, dan menghilang.
Tampaknya aku kembali ke tempat semula, ke jalan di mana aku datang semula.
Lalu aku melihat bayangan hitam itu lagi, ia mulai terlihat seperti manusia, ataukah, ia adalah malaikat maut? Aku berlari sekencang yang aku bisa, namun ia makin mendekat. Tiba-tiba ia sudah berada di depanku. Dia berkata padaku bahwa aku tak bisa lari kemanapun, lalu mencoba menyeluarkan sesuatu dari kantungnya. Aku menutup mataku, aku takut. Ternyata ia mengeluarkan sebuah apel merah kesukaan ku. Aku ingin memakannya, namun aku takut terjadi sesuatu kepadaku.

Malaikat maut itu berkata apel itu khusus dibawakan untuk aku. Aku pun gemetar semakin takut. Ia memberikan apel itu padaku, kulihat tidak ada yang salah dari apel itu.

Malaikat maut itu makin meyakinkanku bahwa apel itu tidak berbahaya. Akhrinya, walau sedikit ragu, aku tetap memakan apel itu. Lalu kurasakan kepalaku berat, dan mataku terpejam. Ternyata apel itu beracun.

Akhirnya, aku merasakan wajahku basah, dan kubuka mataku. Ternyata aku masih di tempat yang sama saat aku mendapat kecelakaan. Aku baik-baik saja. Kata mereka,aku hanya pingsan karena shock. Hanya saja, pemotor yang menabrak aku mengalami sedikit luka, ia juga pingsan sepertiku. Kulihat wajahnya, dan aku kaget bukan kepalang. Wajahnya sama dengan malaikat maut dalam mimpiku.

Setelah membantunya, aku kembali, dan aku berjanji akan menjalani hidupku seperti hari ini adalah hai terakhir aku hidup.

Sekian~
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar

 
There's Something © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top